Jumat, 24 Desember 2010

Georg Simmel

  
           Georg Simmel lahir di pusat kota Berlin pada tanggal 1 Maret 1858. Ia memperoleh gelar doctor dibidang filsafat pada 1881, dan mengajar di Universitas Berlin sampai tahun 1914. Simmel pernah bekerja sebagai dosen yang tidak digaji dan hidupnya tergantung pada bayaran mahasiswa.
            Karya Simmel dalam bentuk artikel adalah The Metropolis and Mental Life, dan bukunya The Philosophy of Money. Simmel terkenal dikalangan akademisi Jerman dan memiliki banyak pengikut. Pada 1900 akhirnya, Simmel memperoleh pengakuan penuh, gelar terhormat dari Universitas Berlin yang tidak memberikan status penuh. Ia mencoba meraih posisi akademis tapi gagal karena tidak memperoleh dukungan dari ilmuwan seperti Weber. Pada 1914 Simmel bekerja di Universitas Stasbourg. Tidak lama setelah Simmel kerja di Stasbourg perang dunia 1 meletus. Universitas tersebut dijadikan rumah sakit, mahasiswanya ikut berperang dan Simmel tetap menjadi sosok marginal dikalangan akademisi sampai ia wafat pada tahun 1918.
            Simmel tidak pernah menjalani proses akademik namun ia mampu menarik banyak pengikut akademisi masa ini karena ketenarannya sebagai ilmuwan berkembang pesat setelah tahun berselang.
            Perhatian Simmel terhadap teori konflik makro membuatnya dikenal sebagai sosiolog mikro. Simmel memiliki teori realitas sosial yang terbagi dalam tiga level. Pertama asumsi mikro tentang komponen-komponen psikologi kehidupan sosial. Kedua, pada skala yang lebih luas, minatnya pada komponen-komponen dalam hubungan antarpribadi. Ketiga yang paling makro, karyanya tentang struktur dan perubahan dalam semangat sosial pada zamannya.
            Tidak hanya berbicara tentang tiga level realitas sosial saja namun Simmel juga membicarakan tentang teori kemunculan dimana ide yang lebih tinggi muncul dari ide yang lebih rendah. Simmel juga menulis mengenai tipe-tipe dan bentuk interaksi yang meliputi subordinasi, superordinasi pertukaran, konflik dan sosiabiliti.
Pemikiran Dialektis
            Pemikiran dialektis Simmel dari kesalingketerkaitan tiga level realitas sosial mengingatkan kita pada sosiolog Marx yang juga membahas dialektika. Dialektika itu sendiri merupakan pemahaman suatu bentuk logika bahwa benda, masyarakat, dll tidak diam, memiliki sebab dan arah, menyatukan fakta dan nilai, dll.
            Adanya kemiripan diantara Simmel dan Marx namun bukan berarti tidak ada perbedaannya. Perbedaan yang terpenting adalah fakta bahwa masing-masing memfokuskan perhatiannya pada aspek dunia sosial yang sangat berbeda dan menawarkan gambaran berbeda tentang masa depan dunia. Simmel memiliki gambaran berbeda tentang masa depan  yang lebih dekat dengan gambaran Weber tentang “kerangkeng besi” yang tidak menyediakan celah untuk meloloskan diri darinya (Ritzer, 175:2010).
            Simmel memusatkan pemikirannya tentang relasi, khususnya interaksi. Ia tidak pernah sepakat dengan dualisme, konflik dan kontradiksi di dunia sosial.
            Salah satu bentuk interaksi yang dibicarakan Simmel adalah gaya (fashion). Gaya adalah bentuk relasi sosial yang menginginkan orang menyesuaikan diri dengan keinginan kelompok. Gaya bersifat dialektis yang berarti keberhasilan dan persebaran gaya akan berujung pada kegagalan.
            Kebudayaan subyektif dan obyektif. Orang dipengaruhi oleh struktur sosial dan kebudayaan, simmel membedakan kebudayaan menjadi dua, pertama kebudayaan obyektif merupakan hal yang dihasilkan orang seperti seni, ilmu, filsafat sedangkan kebudayaan subyektif merupakan pemeran untuk menghasilkan, menyerap, dan mengendalikan elemen-elemen dari kebudayaan obyektif.
            “Daya cipta kehidupan” (More life) dan “hasil kreasi kehidupan” (More than life) merupakan konsep yang digunakan oleh Simmel. Terjadinya kontradiksi inheren dan tidak terbantahkan antara more life dan more than life. Kehidupan sosial menghasilkan dan melepaskan sesuatu yang bukan merupakan kehidupan namun memiliki penjelasan tersendiri dan mengikuti hukumnya sendiri. Kehidupan terletak dalam kesatuan dan konflik antar keduanya. Kehidupan memiliki dasar lalu prosesnya adalah more life dan more than life.

Kesadaran Individu          
            Simmel memusatkan perhatiannya pada bentuk interaksi sosial dan tidak terlalu memerhatikan masalah individu. Simmel berpikiran bahwa setiap orang  harus memiliki kesadaran kreatif. Baginya basis kehidupan sosial adalah individu dan kelompok yang sadar dan berinteraksi satu sama lain untuk berbagai tujuan, motif dan kepentingan.
            Kesadaran memiliki peran lain dalam karya Simmel. Sebagai contoh, meskipun Simmel percaya bahwa struktur sosial dan budaya memiliki hidupnya sendiri. Ia sadar setiap orang harus mengkonsepkan atau merefleksikan struktur-struktur tersebut agar bisa memiliki pengaruh pada dirinya.

Interaksi Sosial
            Salah satu minat Utama Simmel adalah interaksi antar pemeran sadar dan tujuannya adalah melihat besarnya cakupan interaksi yang mungkin sepele namun pada saat lain sangat penting. Menurut Simmel interaksi timbul karena kepentingan-kepentingan dan dorongan tertentu (Soerjono Soekanto, 405:2003)
·         Interaksi: Bentuk Tipe
            Bentuk berbeda dengan isi. Seperti perhatian Simmel yang membicarakan mengenai bentuk-bentuk interaksi bukan isi interaksi. Dunia nyata tersusun dari peristiwa, tindakan, interaksi untuk mengungkap realitas atau isi lalu orang menetapkan sejumlah pola/bentuk-bentuk. Seperti pandangan Simmel tentang tugas sosiolog yaitu, menerapkan bentuk yang jumlahnya terbatas pada realitas sosial agar interaksi dapat dianalisa dengan baik.
            Minat Simmel pada bentuk interaksi menuai banyak kritikan. Ia dituduh memaksa suatu tatanan yang sebenarnya tidak ada dan menghasilkan studi yang tidak saling terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan tatanan yang lebih baik pada realitas sosial.
·         Geometri Sosial
            Simmel berupaya mengembangkan “geometri” realitas sosial pada sosiologi formalnya. Ada dua yang terkandung dalam geometri yang menarik perhatiannya yaitu, jumlah dan jarak
            Jumlah di sini awalnya dari minat Simmel terhadap kualitas interaksi. Dalam bahasannya kita akan mengenal istilah dyad dan triad yang memiliki perbedaan. Dyad merupakan kelompok yang terdiri dari dua orang sedangkan triad merupakan kelompok yang terdiri dari tiga orang. Adanya penambahan orang ketiga pada kelompok ini menyebabkan perubahan radikal dan fundamental dan anggota keempat dan seterusnya akan membawa dampak yang sama dari masuknya orang ketiga.
            Dengan masuknya orang ketiga dalam kelompok, peran sosial menjadi mungkin ada. Misalnya, pihak ketiga menjadi mediator lalu selanjutnya pihak ketiga dapat memanfaatkan perselisihan yang terjadi antara pihak pertama dan pihak kedua demi keuntungan sendiri. Anggota ketiga dapat dengan sengaja mendorong terjadinya konflik untuk menguasai. Oleh karena itu, adanya orang ketiga ini menyebabkan adanya perubahan yang radikal. Gerakan dyad menuju triad adalah sesuatu yang esensial bagi berkembangnya struktur sosial yang dapat dipisahkan dari, dan dominan terhadap imdividu (Ritzer, 181:2010)
            Perhatian terhadap jarak muncul diberbagai tempat dalam karya Simmel. Misalnya dalam The Philosophy of Money yang mana nilai sesuatu ditentukan oleh jaraknya dari pemeran tersebut. Sebuah barang tidak akan ada nilainya jika terlalu mudah untuk diraih namun juga sebaliknya. Obyek yang dapat diraih dengan sungguh-sungguh itulah yang menjadi paling berharga.
·         Superordinasi dan Subordinasi
            Superordinasi dan subordinasi memiliki hubungan timbal balik. Pemimpin tidak ingin sepenuhnya menginginkan dan mengarahkan tindakan orang lain. Justru pemimpin member kesempatan kepada yang tersubordinasi agar dapat berprilaku positif atau negatif. Superordinat sering memperhitungkan kebutuhan dan keinginan subordinat dengan tujuan untuk mengontrolnya. Simmel menganggap subordinasi dibawah prinsip obyektif sebagai sesuatu yang paling menyakitkan, mungkin karena hubungan antarmanusia dan interaksi sosial tereliminasi.
           
Struktur Sosial
            Simmel tidak banyak membahas tentang struktur masyarakat pada skala besar karena fokusnya adalah pada pola interaksi. Simmel tidak melihat masyarakat sebagai suatu benda atau organisme. Ia berpendapat masyarakat hanyalah nama bagi sejumlah individu yang dihubungkan oleh interaksi
   Simmel cenderung menganut pandangan interaksionis tentang masyarakat yang mana ia melihat masyarakat sebagai struktur yang independen dan memaksa. Dalam sosiologinya ia memandang masyarakat sebagai bagian dari proses perkembangan budaya obyektif yang lebih luas yang begitu mengkhawatirkannya.

Kebudayaan Objektif
   Salah satu fokus perhatian Simmel adalah sisi kebudayaan realitas sosial atau yang disebutnya kebudayaan obyektif. Dalam pandangan Simmel, orang menghasilkan kebudayaan, namun oleh kemampuannya untuk membendakan realitas sosial, dunia kebudayaan dan realitas sosial kemudian mampu menghidupi dirinya sendiri. Kebudayaan obyektif tumbuh dan meluas melalui berbagai cara, antara lain dalam buku (Ritzer, 186:2010) :
a.    Ukuran mutlaknya berkembang seiring dengan meningkatnya modernisasi.
b.    Jumlah komponen ranah budaya yang berlainan pun tumbuh.
c.    Beragam elemen dunia budaya menjadi semakin berkelindan dalam dunia mandiri yang semakin kuat dan semakin berada diluar kendali aktor.


Buku The Philosophy of Money
            Buku The Philosophy of Money merupakan karya terkenal Simmel. Buku ini menunjukkan bahwa setidaknya Simmel layak mendapatkan pengakuan atas teori atau karya-karyanya tentang sosiologi mikro. Judul buku yang kelihatannya memusatkan perhatiannya terhadap uang namun minatnya pada fenomena ini melekat pada serangkaian teoriitis dan filosofis yang lebih luas. Kita ketahui Simmel tidak tertarik hanya pada uang semata namun Simmel tertarik pada dampak yang ditimbulkannya pada fenomena tersebut. Ia juga melihat uang lebih spesifik lagi kegunaannya. Tidak hanya untuk jual beli saja namun bisa mengandung makna pertukaran, kepemilikan, pemborosan, keserakahan, sinisme, kebebasan individu, life style, kebudayaan, nilai kepribadian, dsb. Simmel melihat uang sebagai komponen kehidupan spesifik yang dapat membantu kita memahami totalitas hidup.
   Meskipun buku Philosophy Of Money memiliki kemiripan subtansif dengan teori Marxian, pemikiran Simmel jauh lebih dekat dengan pemikiran Weber dan gagasannya tentang “kerangkeng besi” sebagai gambaran dunia modern dan dunia masa depan.
·         Uang dan Nilai
   Menurut Simmel semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, semakin besar pula nilainya. Prinsip umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan seseorang untuk menjarakkan dirinya secara tepat terhadap objek. Kesulitan kita untuk mendapatkannya membuat uang bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, saat kita mendapatkan banyak uang kita dapat mengatasi jarak antar diri kita dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.
·         Uang, Reifikasi, dan Rasionalisasi
Uang menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mendapatkan kehidupan untuk dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap seorang pemeran. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya yang mana barter dan perdagangan tidak mengarah pada dunia yang tereifikasi yang merupakan produk khas ekonomi uang. Misalnya, uang memiliki kegunaan atau manfaat jangka panjang, dengan usaha berskala besar dan kredit jangka panjang. Bagi Simmel reifikasi di sini hanya bagian dari proses yang lebih umum, yaitu simbolisasi pikiran dalam objek.
·         Efek Negatif
            Uang yang dijadikan tujuan akhir bagi masyarakat menghasilkan sejumlah efek negatif pada individu. Misalnya, sinisme dan sikap acuh. Meningkatnya semua hal yang menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap sinis bahwa semua hal memiliki harga. Bahwa apapun dapat dijual dan dibeli. Sedangkan sikap acuh yang terjadi pada orang sesungguhnya orang tersebut kehilangan kemampuan untuk membedakan nilai diantara objek yang diberi.
            Pandangan Simmel yang paling menarik terletak pada pemikirannya tentang dampak uang pada gaya hidup orang. Misalnya, masyarakat yang didominasi oleh ekonomi uang cenderung menjadikan semua hal menjadi tali penghubung yang dapat dipahami secara intelektual bukan emosional.
·         Tragedi Kebudayaan
Meningkatnya spesialisasi kebudayaan mengarah kepada perbaikan kemampuan untuk menciptakan beragam budaya namun, pada saat yang sama, individu yang berspesialisasi tersebut kehilangan budaya total dan kehilangan cara untuk mengendalikannya. Ketika kebudayaan objektif muncul dan berkembang, kebudayaan individu sirna. Misalnya, ketika bahasa menjadi suatu kebudayaan yang berkembang pesat secara totalitas namun kemampuan linguistik individu justru merosot. Selain itu dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan permesinan, kemampuan dan keterampilan individu sebagai pekerja merosot dengan dramatis. Meskipun adanya upaya peningkatan dalam dunia intelektual, nyatanya semakin sedikit individu yang mendapatkan label “intelektual”.
Tingginya peningkatan budaya modern menjadi salah satu contoh dari besarnya upaya peningkatan kebudayaan obyektif yang membawa efek dramatis bagi kehidupan. Bentuk intelektual yang dulu terbatas hanya pada percakapan tertentu saja atau pada buku-buku yang langka sekarang sepanjang waktu tersedia buku dan majalah.
Di sini juga terdapat elemen positif. Misalnya, orang jadi mendapatkan kebebasan karena tidak lagi dibatasi oleh hidup yang alami. Dan pada akhirnya, uang menjadi symbol dan factor utama dalam perkembangan mode eksisitensi relativistic. Dengan kata lain, uang memungkinkan kita merelatifkan segalanya.

Kerahasiaan: Studi kasus sosiologi Simmel
Pada bagian penutup ini kembali lagi pada tipe keilmuan Simmelian yang menjadi cirri khasnya. Karyanya yang membahas interaksi (kerahasiaan). Kerahasiaan di sini merupakan kondisi ketika orang menyembunyikan sesuatu dan orang lain berusaha mengungkap apa yang disembunyikan orang tersebut.
Simmel yang berangkat dari fakta dasar bahwa orang pasti mengetahui beberapa hal tentang orang lain agar bisa berinteraksi dengannya. Misalnya, kita pasti tahu dengan siapa kita berhubungan, mungkin kita banyak mengetahui tentang orang lain namun kita tidak pernah mengenal mereka seutuhnya jadi kita tidak tahu apa yang dipikirkan dan bagaimana situasi orang tersebut.
Di seluruh aspek kehidupan kita tidak hanya memperoleh kebenaran, namun juga kebodohan dan kekeliruan. Namun, didalam interaksi dengan orang lain inilah  kebodohan dan kekeliruan memperoleh karakter khasnya. Menurut Simmel kerahasiaan adalah bagian integral dari semua relasi sosial, meskipun suatu hubungan dapat rusak jika rahasia diketahui oleh irang-orang yang tidak diberitahu tentang rahasia tersebut. Namun, sebagaimana terjadi pada kasus individu, rahasia dalam masyarakat tidak bisa disembunyikan selamanya.
·      Kerahasiaan dan Relasi Sosial
Simmel menelaah berbagai bentuk relasi sosial dari sudut pandang pengetahuan timbal balik dan kerahasiaan. Meningkatnya objektivitas kebudayaan membawa serta kelompok kepentingan yang semakin terbatas dan jenis hubungan yang terkait dengannya. Bentuk relasi sosial misalnya, perkenalan. Kita memiliki kenalan dan mengenal kenalan kita tersebut namun kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup intim tentang mereka. Biasanya orang hanya mengenal orang lain dari tampilan luarnya dan berdasarkan apa yang ditunjukkan kepada kita. Jadi kerahasiaan lebih banyak terjadi antarkenalan daripada antar teman akrab.

·         Pemikiran lain tentang kerahasiaan
Rahasia memiliki fungsi menciptakan perasaan satu atau perasaan yang sama yang begitu kuat antarmereka yang mengetahui rahasia tersebut apalagi jika dimiliki oleh sejumlah orang.  Interaksi manusia secara umum dibangun oleh kerahasiaan dan logika lawannya, yaitu pengkhianatan (Ritzer, 199:2010). Pengkhianatan bisa berasal dari dua sumber, secara eksternal (orang lain dapat menemukan rahasia kita) dan secara internal (kemungkinan kita mengungkapkan rahasia kepada orang lain).
Simmel melihat bahwa di dunia oder, urusan-urusan public, seperti yang terkait dalam politik, cenderung kehilangan kerahasiannya dan inaksesbilitasnya. Sebaliknya urusan-urusan pribadi jauh lebih rahasia dibandingkan dengan masyarakat pramodern. Jadi, karya Simmel tentang kerahasiaan menunjukkan bahwa ia memiliki orientasi teoritis yang jauh lebih elegan dan maju daripada yang biasanya dipersangkakan padanya oleh mereka yang hanya terbiasa dengan satu pemikiran tentang fenomena level mikro.

Kritik
            Telah saya bahas diawal tentang kritik terhadap gagasan Simmel yakni, bahwa ia memaksa suatu tatanan yang sebenarnya tidak ada dan menghasilkan studi yang tidak saling terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan tatanan yang lebih baik pada realitas sosial.  Dan sepertinya ia terlihat agak bingung ketika melihat struktur sosial, yang di satu sisi hanya sebagai bentuk interaksi namun di sisi lain, sebagai sesuatu yang memaksa dan terlepas dari interaksi.
            Kritikan yang banyak dikutip tentang Simmel yaitu, karakter karya-karyanya yang terpisah-pisah. Memang benar, kita dapat lihat fokusan perhatian Simmel hanya pada bentuk dan tipe interaksi.



DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi. Kreasi Wacana Offset. Bantul
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke-36. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.











           

Selasa, 23 November 2010

aku = kamu

ada sejuta canda tawa di sana, diselingi kisah sedih mencekam terbawa di dalamnya. namun semua itu membawa spirit di dalam persaudaraan dan persahabatan yang mampu menembus ruang dan waktu. lalu cerita itu terpatri di dalam kedalaman buku harian yang tersampul indah memenuhi ruang kehidupan kita


Sahabat itu seperti bintang. Kadang terlihat kadang menghilang. Tapi kita tau bintang kan selalu ada, dia tidak pernah beranjak, tetap ada pada tempatnya. Hanya kadang kala awan hitam menutupinya.

beda dengan pacar yang bisa putus dan setelah itu dapet julukan mantan pacar. tapi aku belum pernah denger ada julukan mantan sahabat karena sebenernya sahabat itu akan selalu ada untuk kita entah bagaimana keadaannya. aku percaya itu karena sahabat ngga akan pernah ninggalin kita dalam keadaan apapun. mereka akan tetap ada disamping kita apapun yang terjadi. makanya aku sayang banget sama sahabat sahabat aku. mereka udah kaya saudara bagi aku , mereka itu harta yang berharga yang aku punya. berteman tanpa pamrih dan berbagi suka duka tentang kehidupan ini .
mereka yang selama ini ngerti aku, ngebuat hidup aku jadi lebih berwarna dan bermakna, ngebantu aku untuk semua urusan yang aku ngga tau harus bertindak apa sama masalah masalah yang ada. makasih sahabat untuk semua yang membuat aku lebih mengerti dan memahami indahnya persahabatan kita :)

besties waktu aku SMA *may, aku, fina, pipit, nia, indah*


sahabat cowo yg paling aku percaya *david, aku*


kalo ini besties di kampus *nadia,puca,vivin,aku,elva*


yang ini juga besties aku dikampus *rama, ari, musfik, irvan, jayen, amel, nayo*


kalo ini wisma rembulan fam's 

Rabu, 17 November 2010

Teori Sosiologi Klasik "Karl Marx"

Karl Marx adalah seorang filsuf asal Trier, Jerman, daerah Rhine yang lahir pada 5 Mei 1818. Marx berasal dari keluarga rabbi Yahudi dengan ayahnya Henrich dan ibunya yang bernama Henrietta. Ayah Marx, Henrich Marx adalah seorang pengacara yang berhasil pada waktu itu dan mencapai kehidupan yang borjuis. Meskipun keluarganya adalah Yahudi mereka menjadi Kristen sehingga ayahnya bisa mengejar karir sebagai pengacara dalam menghadapi hukum Prusia anti-Yahudi. Peristiwa ini mempengaruhi pandangan Marx bahwa agama bukan factor terpenting yang mempengaruhi tingkah laku. Sebaliknya, agama mencerminkan factor sosial ekonomi yang mendasar.
Marx kuliah di Universitas Bonn selama satu tahun kemudian pindah ke Universitas Berlin yang pada akhirnya Marx bertemu dengan para penganut Hegelian Muda. Akibat dari hubungannya dengan para penganut Hegelian Muda, unsur teori sosialnya mulai dibentuk. Pandangan-pandangan Hegelian yang bersifat idealistic inilah yang menjadikan reaksi Marx terhadap Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide penganut Hegelian muda yang kritis yang mana penganut Hegelian Muda itu mengecam ajaran-ajaran gurunya yang sudah diterimanya yaitu konservatif yang semakin bertambah.
Setelah menyelesaikan disertasinya Marx berniat meneruskan karier akademis namun batal karena sponsornya Bruno Bauer di pecat dari pos akademisnya. Marx kemudian memutuskan untuk menerima tawaran menulis dalam surat kabar yang bernama Rheinishe Zheitung. Marx lalu menikah dengan Jenny von Westphalen dan kemudian pindah ke Paris.
Selama dua tahun tinggal di Paris (1843-1845), Marx terlibat dalam kegiatan radikal. Pertemuan antara Marx dengan Friedrich Engels merupakan peritiwa yang tepenting. Friedrich Engels merupakan teman kerja yang dekat sampai Marx meninggal. Marx diusir dari Paris pada tahun 1845 karena adanya tekanan dari pemerintah Prussia yang pernah terganggu dengan tulisan-tulisan Marx yang berbau sosialis. Setelah Paris Marx bertolak menuju Brussel sampai pada akhirnya tahun 1846 Marx dan Engels bertolak menuju Inggris. Marx menghabiskan sisa hidupnya di Inggris sampai akhir hayatnya.
Keadaan Marx di London mulanya sangat memprihatinkan. Dia mengira hanya sebentar tinggal di London, lalu dia pun terus menulis. Karyanya yang paling penting yang dia buat dalam tahun-tahun hidupnya di London adalah Das Kapital. Dalam karyanya ini dia mengembangkan sebagaian besar ide-ide yang sudah pernah dibahas dalam bukunya Economic and Philosophical Manuscripts, The Germany Ideology serta tulisan-tulisan lainnya. Pusat perhatian Das Kapital adalah kontradiksi internal dalam sistem kapitalis. (Doyle Paul Jhonson , 1986: 126)
Secara tradisional sudah diasumsikan bahwa tekanan Marx adalah pada kebutuhan materil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Selain itu perhatian dipusatkan pada usaha Marx untuk meningkatkan suatu revolusi sosialis supaya kaum proletar dapat menikmati hasil dari industrialisme. Asumsi tradisional ini agak menyimpang. Perubahan dalam bentuk kesadaran, ideologi, asumsi-asumsi filosofis sebagai cermin bukan penyebab dari perubahan sosial dan materil manusia.
Kondisi kehidupan materil bergantung pada sumber-sumber alam yang ada dan kegiatan manusia yang produktif. Kegiatan manusia yang produktif ini menimbulkan pembagian kerja. Kebutuhan manusia tidak pernah terpuaskan. Manusia terus melakukan kegiatan produktifnya untuk bertahan hidup sampai hasilnya adalah seperangkat kegiatan produktif yang kompleks yang saling tergantung dan mencerminkan teknologi yang ada.
Dalam The Germany Ideology, ada berbagai tahap dari komunitas bangsa primitive sampai ke kapitalisme modern, yaitu:  tahap komunitas bangsa primitif, tahap strujtur sosial, tahap feodal, tahap borjuis, tahap kapitalis, tahap sosialis, dan tahap komunis. (Doyle Paul Jhonson, 1986:132)
Menurut saya tahap pertama yaitu tahap komunitas bangsa primitif yang mana dipunyai oleh kolektif, pembagian kerja sangat kecil. Kedua, lalu disusul dengan tahap struktur sosial purba. Ketiga adalah tahap feodal yang meliputi perkembangan lebih lanjut mengenai pola-pola pemilikan kekayaan pribadi yang lebih ketat. Tahap keempat yaitu tahap borjuis dimana terjadi perubahan-perubahan dari hubungan manusiawi menjadi hubungan-hubungan kepemilikan. Selanjutnya kelima yaitu tahap kapitalis yang mana buruh upah proletar memiliki hubungan dengan majikannya dalam hal menjual tenaga kerja. Misalnya jika dilihat pada era modern ini yaitu hubungan antara pembantu yang bekerja dirumah majikannya. Keenam yaitu tahap sosialis dimana mulai terjadi kejenuhan kapitalisme dan terjadi diktator ploletariat. Yang terakhir yaitu tahap komunis yang merupakan satu tahap dimana kepemilikan pribadi akan hilang dan individu dapat berinteraksi dalam hubungan-hubungan komunal, tidak selalu materil.
Adaptasi manusia terhadap lingkungan materilnya selalu mengenai hubungan ekonomi sehingga semua hubungan-hubungan sosial dan bentuk-bentuk kesadaran dibentuk oleh ekonomi. Ekonomi merupakan dasar masyarakat. Bukan berarti ekonomi yang paling mendominasi segi kehidupan lainnya namun  proses sosial dalam institusi lainnya serta tentang kebudayaan tidak hanya dijelaskan oleh keniscayaan ekonomi. Hubungan antar ekonomi dengan yang lainnya lebih rumit dari itu.
Marx menganalisis hubungan kita dengan hubungan kerja ada di bawah kapitalisme (Ritzer, 2010:54). Kita kerja tidak lagi berdasarkan ekspresi dari tujuan kita namun lebih tepatnya karena tujuan kapitalis yang menggaji kita. Kapitalisme adalah sistem kekuasaan dimana kuncinya bahwa kekuatan politis dikuasai oleh kekuatan ekonomi. Kapitalis merupakan orang yang memiliki alat-alat produksi sedangkan proletariat adalah orang-orang yang bekerja dengan majikannya (tidak memiliki alat produksi).
Pembagian kelas utama masyarakat kapitalis dalam Das Kapital yaitu, buruh upahan, kapitalis dan pemilik tanah. Sistem kapitalis yang semakin berkembang, Marx mengharapkan bahwa ketiga sistem kelas itu secara bertahap akan diganti oleh suatu sistem dua kelas. Marx menolak model yang hanya terikat pada dua atau tiga sistem kelas saja karena struktur sosial yang terus menerus mengalami perubahan dan variasi dalam periode sejarah yang berbeda-beda. Yang mendasari adanya pembagian kelas ini adalah kemudahan untuk memperoleh alat produksi,dll.
Kelas subyektif dan kelas obyektif pembedaannya terletak pada kepentingan kelas yang mana kesadaran kelas merupakan satu kesadaran subyektif akan kesadaran obyektif yang dimiliki bersama dalam sistem produksi. Munculnya kesadaran palsu karena kurangnya kesadaran penuh akan kepentingan kelas yang sangat berhubungan dengan penerimaan ideologi yang dominan di struktur sosial yang ada.
Menurut saya contoh yang bisa menjelaskan pembedaan kelas antara kelas yang benar dengan kesadaran kelas yang palsu seperti seorang buruh rendahan yang percaya suatu saat dengan bekerja keras akan memperoleh jabatan dan gaji yang tinggi. Ini akan memperlihatkan kesadaran palsu terutama jika tingkat jenjang yang sebenarnya sangat rendah. Hanya sedikit para buruh yang sadar bahwa kesempatan mereka untuk naik jenjang sangat kecil lalu berusaha membentuk perkumpulan buruh untuk mendesak kenaikan upah, kondisi kerja yang lebih baik serta otonomi yang lebih besar mungkin akan muncul kesadaran kelas yang benar.
Tidak semua pemberontakan dari kelas tertindas menimbulkan satu revolusi yang berhasil. Menurut saya yang menentukan berhasil tidaknya suatu kelas dalam mengubah masyarakatnya sesuai dengan kepentingannya yaitu terletak pada pandangannya mengenai perubahan sejarah secara menyeluruh. Dalam keadaan tidak adanya kemungkinan yang realistis untuk suaru revolusi yang berhasil, kegiatan politik dapat mengambil bentuk untuk mengorganisasi kelas pekerja
Analisa dialektik merupakan inti dari konflik kelas yang mengakibatkan perubahan sosial. Hal ini dimaksudkan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat sewaktu-waktu bisa berubah menjadi seimbang sehingga mmpercepat munculnya tahap baru dalam sejarah. Dalam pandangan Marx, kontadiksi yang paling penting adalah antar kekuatan-kekuatan produksi materil dan hubungan-hubungan produksi, dan antar kepentingan-kepentingan kelas yang berbeda (Doyle Paul Jhonson , 1986:153).
Terjadi kritik terhadap masyarakat kapitalis dimana banyak ketegangan dan kontradiksi internal yang akhirnya bubar dan berubah menjadi masyarakat komunis yang akan datang melalui kegiatan revolusioner kelas proletar.  Kontaradiksi dasar dalam struktur masyarakat kapitalis menurut saya sudah mencapai puncaknya dalam krisis ekonomi dimana masyarakat kapitalis menderita karena persaingan yang terjadi satu sama lain untuk memperoleh keuntungan. Para buruh saling bersaing satu sama lain dan hasilnya adalah adanya penekan terhadap upah.
Terdapat banyak kritik terhadap Marx yang mengkritik masyarakat kapitalis dan ramalannya mengenai pandangan masa depan. Salah satunya Marx dianggap tidak cukup melihat kedepan akan besarnya kenaikan dalam kapasitas produksi yang terus dihasilkan oleh industrialisasi. Ramalannya mengenai kelas proletar yang semakin tertekan kondisi ekonominya nampaknya tidak terjadi sekalipun menurutnya tingkat penindasan itu harus dilihat secara relatif dan bukan secara mutlak.
Penilaian Marx terhadap buruh semakin rendah saja martabatnya. Menurut saya sikap inilah yang mengungkapkan sikap borjuisnya yang agak konservatif. Dia mengasumsikan bahwa pekerjaan industri bukan hanya untuk dapat bertahan hidup namun juga untuk pengembangan dan pemuasan diri. Hal ini perlu kita sadari, menurut saya para pekerja industri seperti buruh tidak memikirkan sampai sejauh itu. Pekerjaan yang dianggap orang merendahkan martabatnya namun bagi yang lain mungkin memuaskan. Bagaimanapun juga berbagai perubahan dalam situasi kelas buruh mempunyai arti bagi mereka, bukan karena terpaksa masuk ke dalam situasi tersebut namun benar-benar mampu untuk memperoleh status kelas menengah menurut pola konsumsi dan gaya hidup masing-masing

dapus :
Paul Jhonson, Doyle, 1986, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: PT Gramedia

Ritzer, George, 2010, Teori Sosiologi, Bantul: Kreasi Wacana Offset

Minggu, 24 Oktober 2010

SOSIOLOGI

mahasiswi semester 3 jurusan sosiologi universitas jenderal soedirman. yeah itulah gue sekarang. ga pernah kepikiran tuh sebelumnya bakalan kuliah jauh terus ngambil jurusan sosiologi. hmm, semua berawal dari gue yang iseng ikut ikutan temen daftar pmdk unsoed. padahal ya sebelumnya tuh gue ga tau unsoed ada dimana dan kaya apa kampusnya, namanya iseng masalah diterima ga diterima mah masalah nanti. sebenernya nih ya gue maunya kuliah di jurusan psikologi atau ga komunikasi tapi apa daya malah nyasar ke sosiologi, hhe. jadi waktu itu pas gue mau ngisi formulir pmdk nya gue disaranin ngambil jurusan dari salah satu nilai yang paling tinggi di rapot. berhubung nilai yang paling tinggi di rapot adalah sosiologi jadilah gue ngisi di formulir jurusan sosiologi.
gue : Tapi bu saya pengennya komunikasi !!!
g. BK : Tapi nilai bahasa kamu ngepas banget, daripada ga diterima nanti kan sayang mendingan ngambil sosiologi. hmm, yaudahlah lagian belum tentu ketrima juga sih kan gue masih bisa ikut tes masuk ptn yang lainnya. kira kira 2 bulan setelah pendaftaran pengumuman unsoed keluar. apa ? gue keterima? ah mimpi kali nih gue masa gue yang ketrima padahal temen temen gue banyak yang ikut pmdk dan nilainya jauh lebih tinggi dari gue. tapi alhamdulilah si bisa jadi cadangan tapi masih ga percaya aja, nyokap gue aja kaget denger gue ketrima, jauh banget si, doanya nyokap kalo abis solat nih ya semoga gue ga diterima pmdk unsoed. ish parah yaaa, ckckck. tapi emnag dasar udah takdir kali ya gue harus kuliah di unsoed soalnya dari beberapa kali tes masuk ptn yang gue ikutin ga ada yang lolos, hiks hiks. sempet ditawarin sama nyokap si buat kuliah di jakarta aja, gapapa kok kalo mau di swasta kata nyokap, tapi AKU MAU KULIAH DI UNSOED IBUUUU !!! ga usah ngerayu rayu aku lagi deh soalnya mau gimana juga aku tetep kuliah di unosed. sayang dong udah dapet ptn tapi ga diambil malah ngambil kuliah di swasta yang mahalnya naujubilah, mendingan buat yang laen deh duitnya. okelah akhirnya setelah ikut ospek gue resmi jadi mahasiswi universitas jenderal soedirman fakultas ilmu sosial dan ilmu politik jurusan sosiologi. bermodalkan pengetahuan seadanya yang gue dapet dari SMA tentang sosiologi gue mulai hari hari gue di jurusan sosiologi unsoed. semester 1 matakuliah masih umum, masih semangat semangatnya kuliah maklum baru ngerasain jadi mahasiswa yang ternyata beda sama SMA. tapi hasil nilai yang gue dapet di semester 1 kurang memuaskan, sedih ih tapi gue janji bakalan naikin ipk sama ortu. bener aja semester 2 ipk gue naik. horeeee :) semester 3 nih sekarang. ga yakin loh bakal naik ipk gue abisnya mulai ribet materinya, banyak banget teori teori dan tokoh tokoh yang ga semuanya gue hafal. teori, sumbangan pemikiran para tokoh yang banyaknya ga keitung mana gue hafal. puyengg, mikirin dihidup aja puyeng apaalagi mikirin tentang tokoh tokoh itu. penelitian mulu nih kalo di sosiologi mah. tapi so far so good lah, enak kok kuliah di sosiologi. ga banyak menguras otak dan pikiran sama angka dan rumus rumus, hehe maklum anak ips. sering denger dari orang orang nih kalo katanya
sosiologi itu sampah ya? mau kerja apa si lo kalo kuliah di sosiologi? hmm... kenyang dengan pertanyaan pertanyaan kaya gitu. nih aku kasih tau yaa sosiologi itu ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. masalah masalah yang tejadi di masyarakat sampai interaksi interaksi yang terjadi didalam masyarakat. hampir setiap instansi membutuhkan sarjana sosiologi mungkin hal ini yang di sebut sebut sebagian orang kalo sosiologi itu sampah. ga kaya jurusan kedokteran yang kalo udah lulus bakal jadi dokter, hey, asal kalian tau ya, sosiologi tuh belajar hampur semua aspek aspek kehidupan. sosiologi belajar tentang kesehatan, ekonomi, hukum, lingkungan, psikologi, pertanian, dll jadi wajar dong kami bisa kerja dimana aja. karena sosiologi itu luas jangkauannya. jadi ga usah takut deh kalo masalah ,ai jadi apa sarjana sosiologi setelah lulus yang penting sekarang kuliah yang bener dan banyak berdoa :)

Minggu, 13 Juni 2010

sampai nanti sampai aku tertidur lelap

sahabat
mungkin aku hanyalah satu dari banyak orang yang menyayangimu
tapi aku ingin menjadi orang pertama di sampingmu saat kamu kehilangan arah
sahabat
jika waktuku tak banyak untukmu
ku ingin di setiap detak jantungmu terdengar namaku
pertanda ku masih ada bagimu
sahabat
jika lidahku pernah menjadi penyayat hatimu
aku hanya ingin kata maaf dan senyum termanis darimu
dan aku ingin menjadi sahabatmu selamanya
sampai nanti
sampai aku tertidur lelap di bawah timbunan tanah

Sabtu, 08 Mei 2010

SMA

ngeliat buku tahunan smanlie, ngebuat gue jadi inget sma lagi
3 tahun terbiasa bersama, ngelakuin hal hal gila bareng, dihukum bareng juga
ahh .. gue kangen sma ,
kangen sama semuanya yang slama 3 tahun kemarin gue lewatin bareng mereka
kangen berangkat sekolah naik supra x 125 lewat jalan yang sumpah ademnya kaya di desa,
kangen ngerjain pr berjamaah di kelas, 
kangen ngelakuin hal hal gila di kelas, 
kangen jingkrakjingkrak dan bersorak senang kalo guru ga masuk, haha
 kangen gosipgosip, 
kangen dengerin mp3 bareng, 
kangen kalo istirahat makan bekel masing2 tapi barenbareng, 
kangen naik ojek dari smanlie kalo gabawa motor, 
kangen naik angkot sambil ketawa ketiwi, kangen pake putih abuabu lagi
kangen sama semua yang ada di sma, tementemen terutama..
kangen mr.begenk ku, kangen sobatku mr.gingsul, kangen semua tementemen deketku.
setuju .....
kalo SMA masa masa paling INDAH !
sekarang pisah pisah deh ,
masing masing punya kesibukan sendiri
Tapi gapapalah demi mengejar cita cita . ah elah lebay !
kalo uda sukses pasti ngumpul bareng lagi ! amin amin

Rabu, 05 Mei 2010

Walau Berbeda

hey teman ... ingatkah mimpi kita
di sini kita memulai cerita
beranjak menatap hari yang indah
dengan berbagai macam keluh kesah
hey teman ... ingatkah yang terlewati
kita tak sempurna berpijak di bumi
adakalanya memang kita harus berpisah
jangan pernah lupakan tentang kita
walau berbrda arah
walau berbrda tujuan
ingatlah semua janji 
dan mimpi indah
tak pernah terduga
yang terjadi nanti
jangan pernah takut
tuk raih mimpi


Nb : lirik lagu bikinan temen (Irvan Oktavianto) yang minta dipost

Selasa, 27 April 2010

MAAF



Maaf saya tidak seperti yang anda inginkan
Maaf saya tidak seindah yang anda bayangkan
Maaf saya tidak sebaik yang anda pikirkan
Maaf saya tidak sepintar yang anda kira
dan Maaf saya tidak sempurna

Minggu, 04 April 2010

saya bahagia ada di kota kecil ini !

Saya bahagia ada di kota kecil ini
kenapa ?
kenapa aja boleh. Hhehe
karena saya punya kalian ! orang orang yang sangat saya cintai setelah keluarga, orang orang yang selalu ada buat saya kapanpun saya butuhkan, orang orang yang sabar ngadepin saya yang emosional, orang orang hebat yang ngebuat hidup saya berwarna, orang orang yang ngebuat saya ngerasa saya ga sendirian di kota orang ini karena saya punya kalian ! dan orang orang yang udah saya anggap sebagai keluarga (red: devil crew, autiss squad and wisma rembulan), kaya lagunya sv , as friend as family.

Minggu, 28 Maret 2010

mereka yang disana

Ketika aku tertawa mengapa justru mereka menangis ?
Ketika aku bahagia mengapa mereka harus menderita ?
Ketika aku senang mengapa mereka justru sedang bersedih ?
Bagiku hidup ini indah ..
Mungkin tidak untuk mereka di sana yang hidup di jalan
Mungkin bagi mereka hidup ini kejam
Karena mereka harus menahan teriknya matahari , bercucuran keringat demi sesuap nasi
Sedangkan aku disini hanya duduk manis, kuliah dengan biaya orangtua, dan hidup yang lagi lagi dibiayai orangtua, memakai uang dengan seenaknya tanpa berfikir gimana susahnya memperoleh uang itu.
Yang namanya manusia belum sadar kalau dia belum melakukannya sendiri
Kalo kata ibu aku nih ya hidup itu jangan selalu ngeliat ke atas tapi harus juga liat ke bawah agar saat kita terjatuh nanti kita bisa tetap kuat menjalani hari hari berikutnya
Aku yang lebih beruntung dari mereka yang di luar sana harusnya ga bole selalu ngeluh dengan apapun. Mereka aja kuat da harusnya aku lebih kuat karena
Aku punya orangtua yang sayang sama aku
Aku punya teman teman yang care sama aku
Aku punya dia yang selalu ada buat aku
Dan aku punya kehidupan yang Alhamdulillah patut aku syukuri atas semua yang telah dititipkan-Nya padaku di dunia ini :)