Jumat, 24 Desember 2010

Georg Simmel

  
           Georg Simmel lahir di pusat kota Berlin pada tanggal 1 Maret 1858. Ia memperoleh gelar doctor dibidang filsafat pada 1881, dan mengajar di Universitas Berlin sampai tahun 1914. Simmel pernah bekerja sebagai dosen yang tidak digaji dan hidupnya tergantung pada bayaran mahasiswa.
            Karya Simmel dalam bentuk artikel adalah The Metropolis and Mental Life, dan bukunya The Philosophy of Money. Simmel terkenal dikalangan akademisi Jerman dan memiliki banyak pengikut. Pada 1900 akhirnya, Simmel memperoleh pengakuan penuh, gelar terhormat dari Universitas Berlin yang tidak memberikan status penuh. Ia mencoba meraih posisi akademis tapi gagal karena tidak memperoleh dukungan dari ilmuwan seperti Weber. Pada 1914 Simmel bekerja di Universitas Stasbourg. Tidak lama setelah Simmel kerja di Stasbourg perang dunia 1 meletus. Universitas tersebut dijadikan rumah sakit, mahasiswanya ikut berperang dan Simmel tetap menjadi sosok marginal dikalangan akademisi sampai ia wafat pada tahun 1918.
            Simmel tidak pernah menjalani proses akademik namun ia mampu menarik banyak pengikut akademisi masa ini karena ketenarannya sebagai ilmuwan berkembang pesat setelah tahun berselang.
            Perhatian Simmel terhadap teori konflik makro membuatnya dikenal sebagai sosiolog mikro. Simmel memiliki teori realitas sosial yang terbagi dalam tiga level. Pertama asumsi mikro tentang komponen-komponen psikologi kehidupan sosial. Kedua, pada skala yang lebih luas, minatnya pada komponen-komponen dalam hubungan antarpribadi. Ketiga yang paling makro, karyanya tentang struktur dan perubahan dalam semangat sosial pada zamannya.
            Tidak hanya berbicara tentang tiga level realitas sosial saja namun Simmel juga membicarakan tentang teori kemunculan dimana ide yang lebih tinggi muncul dari ide yang lebih rendah. Simmel juga menulis mengenai tipe-tipe dan bentuk interaksi yang meliputi subordinasi, superordinasi pertukaran, konflik dan sosiabiliti.
Pemikiran Dialektis
            Pemikiran dialektis Simmel dari kesalingketerkaitan tiga level realitas sosial mengingatkan kita pada sosiolog Marx yang juga membahas dialektika. Dialektika itu sendiri merupakan pemahaman suatu bentuk logika bahwa benda, masyarakat, dll tidak diam, memiliki sebab dan arah, menyatukan fakta dan nilai, dll.
            Adanya kemiripan diantara Simmel dan Marx namun bukan berarti tidak ada perbedaannya. Perbedaan yang terpenting adalah fakta bahwa masing-masing memfokuskan perhatiannya pada aspek dunia sosial yang sangat berbeda dan menawarkan gambaran berbeda tentang masa depan dunia. Simmel memiliki gambaran berbeda tentang masa depan  yang lebih dekat dengan gambaran Weber tentang “kerangkeng besi” yang tidak menyediakan celah untuk meloloskan diri darinya (Ritzer, 175:2010).
            Simmel memusatkan pemikirannya tentang relasi, khususnya interaksi. Ia tidak pernah sepakat dengan dualisme, konflik dan kontradiksi di dunia sosial.
            Salah satu bentuk interaksi yang dibicarakan Simmel adalah gaya (fashion). Gaya adalah bentuk relasi sosial yang menginginkan orang menyesuaikan diri dengan keinginan kelompok. Gaya bersifat dialektis yang berarti keberhasilan dan persebaran gaya akan berujung pada kegagalan.
            Kebudayaan subyektif dan obyektif. Orang dipengaruhi oleh struktur sosial dan kebudayaan, simmel membedakan kebudayaan menjadi dua, pertama kebudayaan obyektif merupakan hal yang dihasilkan orang seperti seni, ilmu, filsafat sedangkan kebudayaan subyektif merupakan pemeran untuk menghasilkan, menyerap, dan mengendalikan elemen-elemen dari kebudayaan obyektif.
            “Daya cipta kehidupan” (More life) dan “hasil kreasi kehidupan” (More than life) merupakan konsep yang digunakan oleh Simmel. Terjadinya kontradiksi inheren dan tidak terbantahkan antara more life dan more than life. Kehidupan sosial menghasilkan dan melepaskan sesuatu yang bukan merupakan kehidupan namun memiliki penjelasan tersendiri dan mengikuti hukumnya sendiri. Kehidupan terletak dalam kesatuan dan konflik antar keduanya. Kehidupan memiliki dasar lalu prosesnya adalah more life dan more than life.

Kesadaran Individu          
            Simmel memusatkan perhatiannya pada bentuk interaksi sosial dan tidak terlalu memerhatikan masalah individu. Simmel berpikiran bahwa setiap orang  harus memiliki kesadaran kreatif. Baginya basis kehidupan sosial adalah individu dan kelompok yang sadar dan berinteraksi satu sama lain untuk berbagai tujuan, motif dan kepentingan.
            Kesadaran memiliki peran lain dalam karya Simmel. Sebagai contoh, meskipun Simmel percaya bahwa struktur sosial dan budaya memiliki hidupnya sendiri. Ia sadar setiap orang harus mengkonsepkan atau merefleksikan struktur-struktur tersebut agar bisa memiliki pengaruh pada dirinya.

Interaksi Sosial
            Salah satu minat Utama Simmel adalah interaksi antar pemeran sadar dan tujuannya adalah melihat besarnya cakupan interaksi yang mungkin sepele namun pada saat lain sangat penting. Menurut Simmel interaksi timbul karena kepentingan-kepentingan dan dorongan tertentu (Soerjono Soekanto, 405:2003)
·         Interaksi: Bentuk Tipe
            Bentuk berbeda dengan isi. Seperti perhatian Simmel yang membicarakan mengenai bentuk-bentuk interaksi bukan isi interaksi. Dunia nyata tersusun dari peristiwa, tindakan, interaksi untuk mengungkap realitas atau isi lalu orang menetapkan sejumlah pola/bentuk-bentuk. Seperti pandangan Simmel tentang tugas sosiolog yaitu, menerapkan bentuk yang jumlahnya terbatas pada realitas sosial agar interaksi dapat dianalisa dengan baik.
            Minat Simmel pada bentuk interaksi menuai banyak kritikan. Ia dituduh memaksa suatu tatanan yang sebenarnya tidak ada dan menghasilkan studi yang tidak saling terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan tatanan yang lebih baik pada realitas sosial.
·         Geometri Sosial
            Simmel berupaya mengembangkan “geometri” realitas sosial pada sosiologi formalnya. Ada dua yang terkandung dalam geometri yang menarik perhatiannya yaitu, jumlah dan jarak
            Jumlah di sini awalnya dari minat Simmel terhadap kualitas interaksi. Dalam bahasannya kita akan mengenal istilah dyad dan triad yang memiliki perbedaan. Dyad merupakan kelompok yang terdiri dari dua orang sedangkan triad merupakan kelompok yang terdiri dari tiga orang. Adanya penambahan orang ketiga pada kelompok ini menyebabkan perubahan radikal dan fundamental dan anggota keempat dan seterusnya akan membawa dampak yang sama dari masuknya orang ketiga.
            Dengan masuknya orang ketiga dalam kelompok, peran sosial menjadi mungkin ada. Misalnya, pihak ketiga menjadi mediator lalu selanjutnya pihak ketiga dapat memanfaatkan perselisihan yang terjadi antara pihak pertama dan pihak kedua demi keuntungan sendiri. Anggota ketiga dapat dengan sengaja mendorong terjadinya konflik untuk menguasai. Oleh karena itu, adanya orang ketiga ini menyebabkan adanya perubahan yang radikal. Gerakan dyad menuju triad adalah sesuatu yang esensial bagi berkembangnya struktur sosial yang dapat dipisahkan dari, dan dominan terhadap imdividu (Ritzer, 181:2010)
            Perhatian terhadap jarak muncul diberbagai tempat dalam karya Simmel. Misalnya dalam The Philosophy of Money yang mana nilai sesuatu ditentukan oleh jaraknya dari pemeran tersebut. Sebuah barang tidak akan ada nilainya jika terlalu mudah untuk diraih namun juga sebaliknya. Obyek yang dapat diraih dengan sungguh-sungguh itulah yang menjadi paling berharga.
·         Superordinasi dan Subordinasi
            Superordinasi dan subordinasi memiliki hubungan timbal balik. Pemimpin tidak ingin sepenuhnya menginginkan dan mengarahkan tindakan orang lain. Justru pemimpin member kesempatan kepada yang tersubordinasi agar dapat berprilaku positif atau negatif. Superordinat sering memperhitungkan kebutuhan dan keinginan subordinat dengan tujuan untuk mengontrolnya. Simmel menganggap subordinasi dibawah prinsip obyektif sebagai sesuatu yang paling menyakitkan, mungkin karena hubungan antarmanusia dan interaksi sosial tereliminasi.
           
Struktur Sosial
            Simmel tidak banyak membahas tentang struktur masyarakat pada skala besar karena fokusnya adalah pada pola interaksi. Simmel tidak melihat masyarakat sebagai suatu benda atau organisme. Ia berpendapat masyarakat hanyalah nama bagi sejumlah individu yang dihubungkan oleh interaksi
   Simmel cenderung menganut pandangan interaksionis tentang masyarakat yang mana ia melihat masyarakat sebagai struktur yang independen dan memaksa. Dalam sosiologinya ia memandang masyarakat sebagai bagian dari proses perkembangan budaya obyektif yang lebih luas yang begitu mengkhawatirkannya.

Kebudayaan Objektif
   Salah satu fokus perhatian Simmel adalah sisi kebudayaan realitas sosial atau yang disebutnya kebudayaan obyektif. Dalam pandangan Simmel, orang menghasilkan kebudayaan, namun oleh kemampuannya untuk membendakan realitas sosial, dunia kebudayaan dan realitas sosial kemudian mampu menghidupi dirinya sendiri. Kebudayaan obyektif tumbuh dan meluas melalui berbagai cara, antara lain dalam buku (Ritzer, 186:2010) :
a.    Ukuran mutlaknya berkembang seiring dengan meningkatnya modernisasi.
b.    Jumlah komponen ranah budaya yang berlainan pun tumbuh.
c.    Beragam elemen dunia budaya menjadi semakin berkelindan dalam dunia mandiri yang semakin kuat dan semakin berada diluar kendali aktor.


Buku The Philosophy of Money
            Buku The Philosophy of Money merupakan karya terkenal Simmel. Buku ini menunjukkan bahwa setidaknya Simmel layak mendapatkan pengakuan atas teori atau karya-karyanya tentang sosiologi mikro. Judul buku yang kelihatannya memusatkan perhatiannya terhadap uang namun minatnya pada fenomena ini melekat pada serangkaian teoriitis dan filosofis yang lebih luas. Kita ketahui Simmel tidak tertarik hanya pada uang semata namun Simmel tertarik pada dampak yang ditimbulkannya pada fenomena tersebut. Ia juga melihat uang lebih spesifik lagi kegunaannya. Tidak hanya untuk jual beli saja namun bisa mengandung makna pertukaran, kepemilikan, pemborosan, keserakahan, sinisme, kebebasan individu, life style, kebudayaan, nilai kepribadian, dsb. Simmel melihat uang sebagai komponen kehidupan spesifik yang dapat membantu kita memahami totalitas hidup.
   Meskipun buku Philosophy Of Money memiliki kemiripan subtansif dengan teori Marxian, pemikiran Simmel jauh lebih dekat dengan pemikiran Weber dan gagasannya tentang “kerangkeng besi” sebagai gambaran dunia modern dan dunia masa depan.
·         Uang dan Nilai
   Menurut Simmel semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, semakin besar pula nilainya. Prinsip umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan seseorang untuk menjarakkan dirinya secara tepat terhadap objek. Kesulitan kita untuk mendapatkannya membuat uang bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, saat kita mendapatkan banyak uang kita dapat mengatasi jarak antar diri kita dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut.
·         Uang, Reifikasi, dan Rasionalisasi
Uang menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk mendapatkan kehidupan untuk dirinya sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap seorang pemeran. Hal ini bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya yang mana barter dan perdagangan tidak mengarah pada dunia yang tereifikasi yang merupakan produk khas ekonomi uang. Misalnya, uang memiliki kegunaan atau manfaat jangka panjang, dengan usaha berskala besar dan kredit jangka panjang. Bagi Simmel reifikasi di sini hanya bagian dari proses yang lebih umum, yaitu simbolisasi pikiran dalam objek.
·         Efek Negatif
            Uang yang dijadikan tujuan akhir bagi masyarakat menghasilkan sejumlah efek negatif pada individu. Misalnya, sinisme dan sikap acuh. Meningkatnya semua hal yang menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap sinis bahwa semua hal memiliki harga. Bahwa apapun dapat dijual dan dibeli. Sedangkan sikap acuh yang terjadi pada orang sesungguhnya orang tersebut kehilangan kemampuan untuk membedakan nilai diantara objek yang diberi.
            Pandangan Simmel yang paling menarik terletak pada pemikirannya tentang dampak uang pada gaya hidup orang. Misalnya, masyarakat yang didominasi oleh ekonomi uang cenderung menjadikan semua hal menjadi tali penghubung yang dapat dipahami secara intelektual bukan emosional.
·         Tragedi Kebudayaan
Meningkatnya spesialisasi kebudayaan mengarah kepada perbaikan kemampuan untuk menciptakan beragam budaya namun, pada saat yang sama, individu yang berspesialisasi tersebut kehilangan budaya total dan kehilangan cara untuk mengendalikannya. Ketika kebudayaan objektif muncul dan berkembang, kebudayaan individu sirna. Misalnya, ketika bahasa menjadi suatu kebudayaan yang berkembang pesat secara totalitas namun kemampuan linguistik individu justru merosot. Selain itu dengan semakin berkembangnya dunia teknologi dan permesinan, kemampuan dan keterampilan individu sebagai pekerja merosot dengan dramatis. Meskipun adanya upaya peningkatan dalam dunia intelektual, nyatanya semakin sedikit individu yang mendapatkan label “intelektual”.
Tingginya peningkatan budaya modern menjadi salah satu contoh dari besarnya upaya peningkatan kebudayaan obyektif yang membawa efek dramatis bagi kehidupan. Bentuk intelektual yang dulu terbatas hanya pada percakapan tertentu saja atau pada buku-buku yang langka sekarang sepanjang waktu tersedia buku dan majalah.
Di sini juga terdapat elemen positif. Misalnya, orang jadi mendapatkan kebebasan karena tidak lagi dibatasi oleh hidup yang alami. Dan pada akhirnya, uang menjadi symbol dan factor utama dalam perkembangan mode eksisitensi relativistic. Dengan kata lain, uang memungkinkan kita merelatifkan segalanya.

Kerahasiaan: Studi kasus sosiologi Simmel
Pada bagian penutup ini kembali lagi pada tipe keilmuan Simmelian yang menjadi cirri khasnya. Karyanya yang membahas interaksi (kerahasiaan). Kerahasiaan di sini merupakan kondisi ketika orang menyembunyikan sesuatu dan orang lain berusaha mengungkap apa yang disembunyikan orang tersebut.
Simmel yang berangkat dari fakta dasar bahwa orang pasti mengetahui beberapa hal tentang orang lain agar bisa berinteraksi dengannya. Misalnya, kita pasti tahu dengan siapa kita berhubungan, mungkin kita banyak mengetahui tentang orang lain namun kita tidak pernah mengenal mereka seutuhnya jadi kita tidak tahu apa yang dipikirkan dan bagaimana situasi orang tersebut.
Di seluruh aspek kehidupan kita tidak hanya memperoleh kebenaran, namun juga kebodohan dan kekeliruan. Namun, didalam interaksi dengan orang lain inilah  kebodohan dan kekeliruan memperoleh karakter khasnya. Menurut Simmel kerahasiaan adalah bagian integral dari semua relasi sosial, meskipun suatu hubungan dapat rusak jika rahasia diketahui oleh irang-orang yang tidak diberitahu tentang rahasia tersebut. Namun, sebagaimana terjadi pada kasus individu, rahasia dalam masyarakat tidak bisa disembunyikan selamanya.
·      Kerahasiaan dan Relasi Sosial
Simmel menelaah berbagai bentuk relasi sosial dari sudut pandang pengetahuan timbal balik dan kerahasiaan. Meningkatnya objektivitas kebudayaan membawa serta kelompok kepentingan yang semakin terbatas dan jenis hubungan yang terkait dengannya. Bentuk relasi sosial misalnya, perkenalan. Kita memiliki kenalan dan mengenal kenalan kita tersebut namun kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup intim tentang mereka. Biasanya orang hanya mengenal orang lain dari tampilan luarnya dan berdasarkan apa yang ditunjukkan kepada kita. Jadi kerahasiaan lebih banyak terjadi antarkenalan daripada antar teman akrab.

·         Pemikiran lain tentang kerahasiaan
Rahasia memiliki fungsi menciptakan perasaan satu atau perasaan yang sama yang begitu kuat antarmereka yang mengetahui rahasia tersebut apalagi jika dimiliki oleh sejumlah orang.  Interaksi manusia secara umum dibangun oleh kerahasiaan dan logika lawannya, yaitu pengkhianatan (Ritzer, 199:2010). Pengkhianatan bisa berasal dari dua sumber, secara eksternal (orang lain dapat menemukan rahasia kita) dan secara internal (kemungkinan kita mengungkapkan rahasia kepada orang lain).
Simmel melihat bahwa di dunia oder, urusan-urusan public, seperti yang terkait dalam politik, cenderung kehilangan kerahasiannya dan inaksesbilitasnya. Sebaliknya urusan-urusan pribadi jauh lebih rahasia dibandingkan dengan masyarakat pramodern. Jadi, karya Simmel tentang kerahasiaan menunjukkan bahwa ia memiliki orientasi teoritis yang jauh lebih elegan dan maju daripada yang biasanya dipersangkakan padanya oleh mereka yang hanya terbiasa dengan satu pemikiran tentang fenomena level mikro.

Kritik
            Telah saya bahas diawal tentang kritik terhadap gagasan Simmel yakni, bahwa ia memaksa suatu tatanan yang sebenarnya tidak ada dan menghasilkan studi yang tidak saling terkait yang akhirnya sama sekali tidak menerapkan tatanan yang lebih baik pada realitas sosial.  Dan sepertinya ia terlihat agak bingung ketika melihat struktur sosial, yang di satu sisi hanya sebagai bentuk interaksi namun di sisi lain, sebagai sesuatu yang memaksa dan terlepas dari interaksi.
            Kritikan yang banyak dikutip tentang Simmel yaitu, karakter karya-karyanya yang terpisah-pisah. Memang benar, kita dapat lihat fokusan perhatian Simmel hanya pada bentuk dan tipe interaksi.



DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi. Kreasi Wacana Offset. Bantul
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Cetakan ke-36. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.











           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar