Selasa, 23 November 2010

aku = kamu

ada sejuta canda tawa di sana, diselingi kisah sedih mencekam terbawa di dalamnya. namun semua itu membawa spirit di dalam persaudaraan dan persahabatan yang mampu menembus ruang dan waktu. lalu cerita itu terpatri di dalam kedalaman buku harian yang tersampul indah memenuhi ruang kehidupan kita


Sahabat itu seperti bintang. Kadang terlihat kadang menghilang. Tapi kita tau bintang kan selalu ada, dia tidak pernah beranjak, tetap ada pada tempatnya. Hanya kadang kala awan hitam menutupinya.

beda dengan pacar yang bisa putus dan setelah itu dapet julukan mantan pacar. tapi aku belum pernah denger ada julukan mantan sahabat karena sebenernya sahabat itu akan selalu ada untuk kita entah bagaimana keadaannya. aku percaya itu karena sahabat ngga akan pernah ninggalin kita dalam keadaan apapun. mereka akan tetap ada disamping kita apapun yang terjadi. makanya aku sayang banget sama sahabat sahabat aku. mereka udah kaya saudara bagi aku , mereka itu harta yang berharga yang aku punya. berteman tanpa pamrih dan berbagi suka duka tentang kehidupan ini .
mereka yang selama ini ngerti aku, ngebuat hidup aku jadi lebih berwarna dan bermakna, ngebantu aku untuk semua urusan yang aku ngga tau harus bertindak apa sama masalah masalah yang ada. makasih sahabat untuk semua yang membuat aku lebih mengerti dan memahami indahnya persahabatan kita :)

besties waktu aku SMA *may, aku, fina, pipit, nia, indah*


sahabat cowo yg paling aku percaya *david, aku*


kalo ini besties di kampus *nadia,puca,vivin,aku,elva*


yang ini juga besties aku dikampus *rama, ari, musfik, irvan, jayen, amel, nayo*


kalo ini wisma rembulan fam's 

Rabu, 17 November 2010

Teori Sosiologi Klasik "Karl Marx"

Karl Marx adalah seorang filsuf asal Trier, Jerman, daerah Rhine yang lahir pada 5 Mei 1818. Marx berasal dari keluarga rabbi Yahudi dengan ayahnya Henrich dan ibunya yang bernama Henrietta. Ayah Marx, Henrich Marx adalah seorang pengacara yang berhasil pada waktu itu dan mencapai kehidupan yang borjuis. Meskipun keluarganya adalah Yahudi mereka menjadi Kristen sehingga ayahnya bisa mengejar karir sebagai pengacara dalam menghadapi hukum Prusia anti-Yahudi. Peristiwa ini mempengaruhi pandangan Marx bahwa agama bukan factor terpenting yang mempengaruhi tingkah laku. Sebaliknya, agama mencerminkan factor sosial ekonomi yang mendasar.
Marx kuliah di Universitas Bonn selama satu tahun kemudian pindah ke Universitas Berlin yang pada akhirnya Marx bertemu dengan para penganut Hegelian Muda. Akibat dari hubungannya dengan para penganut Hegelian Muda, unsur teori sosialnya mulai dibentuk. Pandangan-pandangan Hegelian yang bersifat idealistic inilah yang menjadikan reaksi Marx terhadap Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide penganut Hegelian muda yang kritis yang mana penganut Hegelian Muda itu mengecam ajaran-ajaran gurunya yang sudah diterimanya yaitu konservatif yang semakin bertambah.
Setelah menyelesaikan disertasinya Marx berniat meneruskan karier akademis namun batal karena sponsornya Bruno Bauer di pecat dari pos akademisnya. Marx kemudian memutuskan untuk menerima tawaran menulis dalam surat kabar yang bernama Rheinishe Zheitung. Marx lalu menikah dengan Jenny von Westphalen dan kemudian pindah ke Paris.
Selama dua tahun tinggal di Paris (1843-1845), Marx terlibat dalam kegiatan radikal. Pertemuan antara Marx dengan Friedrich Engels merupakan peritiwa yang tepenting. Friedrich Engels merupakan teman kerja yang dekat sampai Marx meninggal. Marx diusir dari Paris pada tahun 1845 karena adanya tekanan dari pemerintah Prussia yang pernah terganggu dengan tulisan-tulisan Marx yang berbau sosialis. Setelah Paris Marx bertolak menuju Brussel sampai pada akhirnya tahun 1846 Marx dan Engels bertolak menuju Inggris. Marx menghabiskan sisa hidupnya di Inggris sampai akhir hayatnya.
Keadaan Marx di London mulanya sangat memprihatinkan. Dia mengira hanya sebentar tinggal di London, lalu dia pun terus menulis. Karyanya yang paling penting yang dia buat dalam tahun-tahun hidupnya di London adalah Das Kapital. Dalam karyanya ini dia mengembangkan sebagaian besar ide-ide yang sudah pernah dibahas dalam bukunya Economic and Philosophical Manuscripts, The Germany Ideology serta tulisan-tulisan lainnya. Pusat perhatian Das Kapital adalah kontradiksi internal dalam sistem kapitalis. (Doyle Paul Jhonson , 1986: 126)
Secara tradisional sudah diasumsikan bahwa tekanan Marx adalah pada kebutuhan materil dan perjuangan kelas sebagai akibat dari usaha-usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Selain itu perhatian dipusatkan pada usaha Marx untuk meningkatkan suatu revolusi sosialis supaya kaum proletar dapat menikmati hasil dari industrialisme. Asumsi tradisional ini agak menyimpang. Perubahan dalam bentuk kesadaran, ideologi, asumsi-asumsi filosofis sebagai cermin bukan penyebab dari perubahan sosial dan materil manusia.
Kondisi kehidupan materil bergantung pada sumber-sumber alam yang ada dan kegiatan manusia yang produktif. Kegiatan manusia yang produktif ini menimbulkan pembagian kerja. Kebutuhan manusia tidak pernah terpuaskan. Manusia terus melakukan kegiatan produktifnya untuk bertahan hidup sampai hasilnya adalah seperangkat kegiatan produktif yang kompleks yang saling tergantung dan mencerminkan teknologi yang ada.
Dalam The Germany Ideology, ada berbagai tahap dari komunitas bangsa primitive sampai ke kapitalisme modern, yaitu:  tahap komunitas bangsa primitif, tahap strujtur sosial, tahap feodal, tahap borjuis, tahap kapitalis, tahap sosialis, dan tahap komunis. (Doyle Paul Jhonson, 1986:132)
Menurut saya tahap pertama yaitu tahap komunitas bangsa primitif yang mana dipunyai oleh kolektif, pembagian kerja sangat kecil. Kedua, lalu disusul dengan tahap struktur sosial purba. Ketiga adalah tahap feodal yang meliputi perkembangan lebih lanjut mengenai pola-pola pemilikan kekayaan pribadi yang lebih ketat. Tahap keempat yaitu tahap borjuis dimana terjadi perubahan-perubahan dari hubungan manusiawi menjadi hubungan-hubungan kepemilikan. Selanjutnya kelima yaitu tahap kapitalis yang mana buruh upah proletar memiliki hubungan dengan majikannya dalam hal menjual tenaga kerja. Misalnya jika dilihat pada era modern ini yaitu hubungan antara pembantu yang bekerja dirumah majikannya. Keenam yaitu tahap sosialis dimana mulai terjadi kejenuhan kapitalisme dan terjadi diktator ploletariat. Yang terakhir yaitu tahap komunis yang merupakan satu tahap dimana kepemilikan pribadi akan hilang dan individu dapat berinteraksi dalam hubungan-hubungan komunal, tidak selalu materil.
Adaptasi manusia terhadap lingkungan materilnya selalu mengenai hubungan ekonomi sehingga semua hubungan-hubungan sosial dan bentuk-bentuk kesadaran dibentuk oleh ekonomi. Ekonomi merupakan dasar masyarakat. Bukan berarti ekonomi yang paling mendominasi segi kehidupan lainnya namun  proses sosial dalam institusi lainnya serta tentang kebudayaan tidak hanya dijelaskan oleh keniscayaan ekonomi. Hubungan antar ekonomi dengan yang lainnya lebih rumit dari itu.
Marx menganalisis hubungan kita dengan hubungan kerja ada di bawah kapitalisme (Ritzer, 2010:54). Kita kerja tidak lagi berdasarkan ekspresi dari tujuan kita namun lebih tepatnya karena tujuan kapitalis yang menggaji kita. Kapitalisme adalah sistem kekuasaan dimana kuncinya bahwa kekuatan politis dikuasai oleh kekuatan ekonomi. Kapitalis merupakan orang yang memiliki alat-alat produksi sedangkan proletariat adalah orang-orang yang bekerja dengan majikannya (tidak memiliki alat produksi).
Pembagian kelas utama masyarakat kapitalis dalam Das Kapital yaitu, buruh upahan, kapitalis dan pemilik tanah. Sistem kapitalis yang semakin berkembang, Marx mengharapkan bahwa ketiga sistem kelas itu secara bertahap akan diganti oleh suatu sistem dua kelas. Marx menolak model yang hanya terikat pada dua atau tiga sistem kelas saja karena struktur sosial yang terus menerus mengalami perubahan dan variasi dalam periode sejarah yang berbeda-beda. Yang mendasari adanya pembagian kelas ini adalah kemudahan untuk memperoleh alat produksi,dll.
Kelas subyektif dan kelas obyektif pembedaannya terletak pada kepentingan kelas yang mana kesadaran kelas merupakan satu kesadaran subyektif akan kesadaran obyektif yang dimiliki bersama dalam sistem produksi. Munculnya kesadaran palsu karena kurangnya kesadaran penuh akan kepentingan kelas yang sangat berhubungan dengan penerimaan ideologi yang dominan di struktur sosial yang ada.
Menurut saya contoh yang bisa menjelaskan pembedaan kelas antara kelas yang benar dengan kesadaran kelas yang palsu seperti seorang buruh rendahan yang percaya suatu saat dengan bekerja keras akan memperoleh jabatan dan gaji yang tinggi. Ini akan memperlihatkan kesadaran palsu terutama jika tingkat jenjang yang sebenarnya sangat rendah. Hanya sedikit para buruh yang sadar bahwa kesempatan mereka untuk naik jenjang sangat kecil lalu berusaha membentuk perkumpulan buruh untuk mendesak kenaikan upah, kondisi kerja yang lebih baik serta otonomi yang lebih besar mungkin akan muncul kesadaran kelas yang benar.
Tidak semua pemberontakan dari kelas tertindas menimbulkan satu revolusi yang berhasil. Menurut saya yang menentukan berhasil tidaknya suatu kelas dalam mengubah masyarakatnya sesuai dengan kepentingannya yaitu terletak pada pandangannya mengenai perubahan sejarah secara menyeluruh. Dalam keadaan tidak adanya kemungkinan yang realistis untuk suaru revolusi yang berhasil, kegiatan politik dapat mengambil bentuk untuk mengorganisasi kelas pekerja
Analisa dialektik merupakan inti dari konflik kelas yang mengakibatkan perubahan sosial. Hal ini dimaksudkan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat sewaktu-waktu bisa berubah menjadi seimbang sehingga mmpercepat munculnya tahap baru dalam sejarah. Dalam pandangan Marx, kontadiksi yang paling penting adalah antar kekuatan-kekuatan produksi materil dan hubungan-hubungan produksi, dan antar kepentingan-kepentingan kelas yang berbeda (Doyle Paul Jhonson , 1986:153).
Terjadi kritik terhadap masyarakat kapitalis dimana banyak ketegangan dan kontradiksi internal yang akhirnya bubar dan berubah menjadi masyarakat komunis yang akan datang melalui kegiatan revolusioner kelas proletar.  Kontaradiksi dasar dalam struktur masyarakat kapitalis menurut saya sudah mencapai puncaknya dalam krisis ekonomi dimana masyarakat kapitalis menderita karena persaingan yang terjadi satu sama lain untuk memperoleh keuntungan. Para buruh saling bersaing satu sama lain dan hasilnya adalah adanya penekan terhadap upah.
Terdapat banyak kritik terhadap Marx yang mengkritik masyarakat kapitalis dan ramalannya mengenai pandangan masa depan. Salah satunya Marx dianggap tidak cukup melihat kedepan akan besarnya kenaikan dalam kapasitas produksi yang terus dihasilkan oleh industrialisasi. Ramalannya mengenai kelas proletar yang semakin tertekan kondisi ekonominya nampaknya tidak terjadi sekalipun menurutnya tingkat penindasan itu harus dilihat secara relatif dan bukan secara mutlak.
Penilaian Marx terhadap buruh semakin rendah saja martabatnya. Menurut saya sikap inilah yang mengungkapkan sikap borjuisnya yang agak konservatif. Dia mengasumsikan bahwa pekerjaan industri bukan hanya untuk dapat bertahan hidup namun juga untuk pengembangan dan pemuasan diri. Hal ini perlu kita sadari, menurut saya para pekerja industri seperti buruh tidak memikirkan sampai sejauh itu. Pekerjaan yang dianggap orang merendahkan martabatnya namun bagi yang lain mungkin memuaskan. Bagaimanapun juga berbagai perubahan dalam situasi kelas buruh mempunyai arti bagi mereka, bukan karena terpaksa masuk ke dalam situasi tersebut namun benar-benar mampu untuk memperoleh status kelas menengah menurut pola konsumsi dan gaya hidup masing-masing

dapus :
Paul Jhonson, Doyle, 1986, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: PT Gramedia

Ritzer, George, 2010, Teori Sosiologi, Bantul: Kreasi Wacana Offset