Jumat, 30 Maret 2012

Ayam menuntut kami dewasa :)

            Kenapa? Bingung yah sama judul nya? Sama gue juga hahaha, *back to topic. Yak ayam menuntut kami dewasa. Akhir tahun lalu gue dan temen-temen kampus terlibat dalam sebuah acara yaitu kontes ayam Serama dan Ketawa. Kita tergabung dalam satu EO , EDU Production. Satu bulan kami mempersiapkan semuanya, memang bukan waktu yang lama namun kita berusaha semampu kita. Dengan segala keseriusan dan juga kegundahan akan takutnya acara kali ini gagal. dimulailah kontes ayam serama dan ketawa kali itu.
            Dengan segala kerumitan dan segambreng masalah yang ada selesai lah acara ini. gue ngga bilang kalo acara ini sukses. gue maklum , ini acara pertama kita, wajar kalo banyak ketidaksempurnaan. Hari H telah berlalu namun beban dan masalah yang harus kita tanggung belum berlalu, berbagai masalah menghadang, banyak pihak yang ngga perlu gue sebutkan menagih uang yang belum lunas terbayarkan. Sungguh kami sebagai panitia yang hampir semua mahasiswa kelimpungan. kami punya seorang bos, dia seorang bapak, pengusaha, dan perhatian menurut kami, namun setelah kami sadar dan berunding dia ternyata lepas tangan setelah acara ini berakhir, hutang-hutang yang belum terlunaskan dibebankan kepada kami sebagai mahasiswa, ya gue sadar, walapun kami mahasiswa tapi kami tergabung dalam suatu organisasi di mana harus tetap bersama menyelesaikan masalah ini, bukan terus kabur, mana sosok yang sangat kami hargain sebelumnya, mana penasihat kami, mana mana dan mana….
            Padahal dia yang berhubungan dengan orang-orang yang uangnya belum terlunaskan, dia yang meng deal kan segala sesuatu terkait dengan peralatan dan perlengkapan acara kala itu, dia yang menyanggupi segala sesuatunya, dia yang selalu menenang-nenangi kami saat kami kebingungan dan ketakutan jika acara ini tidak berlangsung seperti yang diharapkan, dia yang selalu mengiming-imingi kami dengan segala keuntungan ini, dia yang selalu bilang “gampang” pada kami, dia yang selalu bilang “tenang aja, itu nanti urusan saya”, dia yang sudah kami anggap sebagai bos sekaligus bapak kami sendiri nyatanya malah membuat kami semua kecewa. Bapak yang menjadi panutan kami , ah ternyataaaa …
            Yah. Jadilah hutang itu ditanggung panitia sekarang terutama untuk ketua dan teman-teman yang masih sangat peduli dan ikut membantu. Segala cara dilakukan, namun lagi-lagi kami hanyalah seorang mahasiswa yang uang saja harus minta dulu sama orangtua, dengan segala keterbatasan temen-temen, melewati hari-hari tersulit dengan tetap tersenyum. Jujur gue bangga banget punya temen kaya kalian yang terus berjuang dan tidak menyerah begitu saja. Ya, walaupun hanya sebagian kecil, hanya beberapa orang saja yang peduli, yang lainnya? Entah kemana, malah masih ada yang sempat-sempatnya memikirkan gaji mereka. Hey , sadar ngga? Kita itu masih punya masalah tapi kalian seenaknya meminta gaji, gue tau itu hak kalian tapi bisakah sedikit aja respect sama masalah ini? Peduli sedikit ajaa, ah yasudahlah namanya manusiaa, lagi-lagi lagi diuji kesabarannya
            Ayam menuntut kami dewasa . ya kalimat itu cocok kayanya buat menggambarkan masalah ini. Kamu tau? Dulu sebelum ada acara ayam ini kami mahasiswa yang bebas, kegembiraan, kesenangan, kegilaan, kami lakukan hampir setiap saat bersama. Khususnya buat temen-temen deket gue yang hampir setiap saat melakukan itu bersama, tanpa beban, tanpa harus memikirkan ini itu, gembira, tertawa lepas. Namun setelah acara ini kami berubah, kedewasaan lah yang dituntut saat ini, kami harus menjadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah ini. Dan satu lagi, dengan adanya acara ini, kami jadi tahu, mana yang serius dan mana yang tidak, mana yang pekerja keras mana tidak, mana yang jujur mana yang bohong, dan mana yang  hanya sekedar “teman” dan mana yang benar-benar teman yang ada disaat kapanpun kami butuh,