ketika yang aku pikirkan sekarang cuma kamu seorang, ya kamu yang akhir-akhir ini menyita perhatianku. kamu yang membuat aku menjadi susah tidur karena memikirkanmu. kamu yang menjadi penting dan seolah menarik seperti layaknya pangeran tampan lengkap dengan kuda putihnya. kamu yang datang dan memang sudah ditakdirkan ada untukku. kamu yang terkadang membuat aku optimis dan seketika berubah menjadi pesimis. kamu yang telah menemaniku beberapa bulan terakhir dan akan menemani hari-hariku selanjutnya yang semakin indah harusnya dengan kehadiranmu. aku ngga peduli dengan rintangan yang datang untuk menghadang, aku ngga peduli sama semua yang mengkritikku tentangmu. ya cuma denganmu aku bisa seposesif ini. aku selalu berharap bahwa kita selalu berdamai, supaya aku ngejalanin hari-hariku tanpa emosi, kecewa, pesimis dan lain-lain. tolong buatlah hati ini merasa rajin untuk terus mengetahui setiap detail dari kamu. aku maunya serius sama kamu, jadi tolong jangan buat aku ngerasain perasaan yang bertepuk sebelah tangan lagi (ups sorry ini curhaat, hehee). aku janji aku tak akan menelantarkan kamu, aku berusaha sebisa mungkin untuk selalu dekat denganmu. ini semua aku tulis untuk kamu seorang. ya kamu, kamu yang bernama Skripsi
Minggu, 28 Oktober 2012
Rabu, 03 Oktober 2012
Haloo galau dan skripsi
halo blogmania , udah lumayan lama nih ngga ngeblog dan kangen juga ternyata ehehe. oke mau curhat dikit ah jadi gue itu lagi stres gimana gitu, gue mulai ambil skripsi semester ini, dan ternyata dapet pembimbing skripsi yang kata orang-orang itu susah. susah dalam artian ribet, beda aliran sama gue (beliau kuantitatif bgt dan gue kualitatif), dan katanya termasuk lama. bisa bayangin kan gimana galaunya gue, gimana nge down nya gue, untuk ketemu di kampus aja susahnya naudzubillah, huhuuu :'( tapi mau gimanapun gue ngga bisa kaya gini terus, ini harus gue hadapin, tetep usaha maksimal dan banyak berdoa semoga kedua dosen pembimbing gue tidak seperti yang orang-orang bilang selama ini, setidaknya ada perubahanlah untuk gue daripada perlakuannya ke bimbingannya yang lain yang bilang dia susah. minta doanya ya guys semoga proses dari skripsi gue lancar. semoga tahun depan bisa cepet cepet lulus, wisuda, kerja dan banggain orangtua. amin :)
Jumat, 13 April 2012
malpraktek? maybe
kebetulan kejadian ini menimpa gue , entah itu malpraktek atau bukan yaa, tapi sih kalo menurut temen2 gue hal yang gue alamin itu bisa dibilang malpraktek. jadi waktu itu gue berasa telinga kiri gue gatel, dan dengan spontan gue masukin tangan gue ke telinga, nah setelah itu langsung ngga enak rasanya, agak berdengung gitu, nah udah hampir seminggu kaya gitu. dibilang ngeganggu ya ngga terlalu banget sih, itu berasa kadang-kadang doang. hari minggu kemarin gue telpon ibu "kok telinga aku masih berdengung ya bu?" , terus ibu bilang "ke tht aja" , "di rumah sakit yah?" ibu bilang lagi "ke dokter umum aja dulu coba , konsul aja, besok baru ke tht".
okee, abis telpon ibu, gue mandi dan langsung cuss ke klinik deket kost an gue. dan di sana ternyata cuma ada dokter jaga. giliran gue masuk , dia nanya2 gitu deh, terus dia ambil alat lancip gitu terus dimasukin ke telinga gue, tau rasanya gimana? sakiiiiiit :( . terus gue pulang ke kost an, sampe di kost gue juga masih megangin telinga gue, masih berasa perih. nah pas mau tidur, tiba-tiba langsung budek telinga kiri gue, dengungannya juga makin keras. gue penasaran, gue ambil cotton bud dan gue masukin ke telinga. you know what? ada darah di dalemnya. wah gue takut, gemeteran, bingung, pengen nangis. besoknya hari senin sore gue ke dokter spesialis tht, dan kata dokternya gendang telinga gue pecah :( , shock banget rasanyaa, takut. gue di kasih obat tetes sama dokternya , setelah itu gue telpon ibu lagi, dan gue dimarahin :( , aaa beneran rasanya sedih banget, ibu ngga terima sama tuh dokter jaga yang sok tau, ibu bilang dokter itu harus dituntut kalo sampe gue kenapa-kenapa. malem itu sumpah berasa mellow banget, sedih sesedih-sedihnya, mana gue sendirian di sini, jauh dari orangtuaa, aaaa nangis gue kalo inget itu, untung gue punya temen-temen yang super baik , ucapan dan perhatian mereka lewat sms, twitter, dan langsung cukup membuat gue ngerasa better lah. hari jumat dokter Mugi (dokter spesialis THT) bilang gue suruh kontrol lagi hari jumat. dan ini hari jumat, berarti nanti satu jam lagi gue kontrol, dan kamu tau rasanya? deg-deg an bangeeeet , doain yaa semoga gue dapet kabar baik nanti, semoga bisa sembuh tanpa harus operasi dan sebagainya, amin
Jumat, 30 Maret 2012
Ayam menuntut kami dewasa :)
Kenapa? Bingung yah sama judul nya?
Sama gue juga hahaha, *back to topic. Yak ayam menuntut kami dewasa. Akhir
tahun lalu gue dan temen-temen kampus terlibat dalam sebuah acara yaitu kontes
ayam Serama dan Ketawa. Kita tergabung dalam satu EO , EDU Production. Satu
bulan kami mempersiapkan semuanya, memang bukan waktu yang lama namun kita
berusaha semampu kita. Dengan segala keseriusan dan juga kegundahan akan
takutnya acara kali ini gagal. dimulailah kontes ayam serama dan ketawa kali
itu.
Dengan segala kerumitan dan
segambreng masalah yang ada selesai lah acara ini. gue ngga bilang kalo acara
ini sukses. gue maklum , ini acara pertama kita, wajar kalo banyak
ketidaksempurnaan. Hari H telah berlalu namun beban dan masalah yang harus kita
tanggung belum berlalu, berbagai masalah menghadang, banyak pihak yang ngga
perlu gue sebutkan menagih uang yang belum lunas terbayarkan. Sungguh kami
sebagai panitia yang hampir semua mahasiswa kelimpungan. kami punya seorang
bos, dia seorang bapak, pengusaha, dan perhatian menurut kami, namun setelah
kami sadar dan berunding dia ternyata lepas tangan setelah acara ini berakhir,
hutang-hutang yang belum terlunaskan dibebankan kepada kami sebagai mahasiswa,
ya gue sadar, walapun kami mahasiswa tapi kami tergabung dalam suatu organisasi
di mana harus tetap bersama menyelesaikan masalah ini, bukan terus kabur, mana
sosok yang sangat kami hargain sebelumnya, mana penasihat kami, mana mana dan
mana….
Padahal dia yang berhubungan dengan
orang-orang yang uangnya belum terlunaskan, dia yang meng deal kan segala
sesuatu terkait dengan peralatan dan perlengkapan acara kala itu, dia yang
menyanggupi segala sesuatunya, dia yang selalu menenang-nenangi kami saat kami
kebingungan dan ketakutan jika acara ini tidak berlangsung seperti yang
diharapkan, dia yang selalu mengiming-imingi kami dengan segala keuntungan ini,
dia yang selalu bilang “gampang” pada kami, dia yang selalu bilang “tenang aja,
itu nanti urusan saya”, dia yang sudah kami anggap sebagai bos sekaligus bapak
kami sendiri nyatanya malah membuat kami semua kecewa. Bapak yang menjadi
panutan kami , ah ternyataaaa …
Yah. Jadilah hutang itu ditanggung
panitia sekarang terutama untuk ketua dan teman-teman yang masih sangat peduli
dan ikut membantu. Segala cara dilakukan, namun lagi-lagi kami hanyalah seorang
mahasiswa yang uang saja harus minta dulu sama orangtua, dengan segala
keterbatasan temen-temen, melewati hari-hari tersulit dengan tetap tersenyum.
Jujur gue bangga banget punya temen kaya kalian yang terus berjuang dan tidak
menyerah begitu saja. Ya, walaupun hanya sebagian kecil, hanya beberapa orang
saja yang peduli, yang lainnya? Entah kemana, malah masih ada yang
sempat-sempatnya memikirkan gaji mereka. Hey , sadar ngga? Kita itu masih punya
masalah tapi kalian seenaknya meminta gaji, gue tau itu hak kalian tapi bisakah
sedikit aja respect sama masalah ini? Peduli sedikit ajaa, ah yasudahlah
namanya manusiaa, lagi-lagi lagi diuji kesabarannya
Ayam menuntut kami dewasa . ya
kalimat itu cocok kayanya buat menggambarkan masalah ini. Kamu tau? Dulu
sebelum ada acara ayam ini kami mahasiswa yang bebas, kegembiraan, kesenangan,
kegilaan, kami lakukan hampir setiap saat bersama. Khususnya buat temen-temen
deket gue yang hampir setiap saat melakukan itu bersama, tanpa beban, tanpa
harus memikirkan ini itu, gembira, tertawa lepas. Namun setelah acara ini kami
berubah, kedewasaan lah yang dituntut saat ini, kami harus menjadi lebih dewasa
dalam menghadapi masalah ini. Dan satu lagi, dengan adanya acara ini, kami jadi
tahu, mana yang serius dan mana yang tidak, mana yang pekerja keras mana tidak,
mana yang jujur mana yang bohong, dan mana yang
hanya sekedar “teman” dan mana yang benar-benar teman yang ada disaat
kapanpun kami butuh,
Senin, 05 Desember 2011
Peran Media terhadap Perkembangan Fashion di Indonesia
Fashion merupakan gaya hidup yang diaplikasikan dalam cara seseorang mengenakan aksesoris, pakaian, atau bahkan dalam bentuk tatanan rambut, dan make up, dll. Perkembangan fashion yang semakin hari semakin pesat dan silih berganti membuat masyarakatnya mau tidak mau mengikuti perkembangan fashion yang ada. bahkan bukan sekedar mengikuti namun sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat modern di masa sekarang untuk bergaya dan trendi. Misalnya cara berpakaian yang setiap masa berubah mengikuti mode yang sedang menjadi tren seperti pada tahun 80 an, celana cutbray dan gaya ala ala Michael Jackson menjadi tren saat itu. Tren fashion sekarang ini pun tidak melulu gaya atau model baru yang diproduksi namun juga banyak model-model lama yang sekarang kembali diangkat oleh produsen.
Factor yang membuat fashion semakin berkembang diantaranya adalah adanya permintaan atau tingkat konsumtif masyarakat yang menjadikan fashion sebagai suatu kebutuhan di era modern ini. Dengan memanfaatkan ini produsen atau kaum industry kapitalis dapat dengan mudah membaca situasi seperti sekarang ini, dimana masyarakat menjadikan fashion ini sebagai suatu kebutuhan. Dengan menggunakan media sebagai suatu alat yang dapat memberikan informasi akan apa yang sedang menjadi trend dan termasuk mempengaruhi masyarakat untuk dapat mengikuti tren fashion terbaru. Kaum industry kapitalis jelas hanya memantau dan mendapatkan keuntungan yang besar dari fashion ini.
Mereka melabeli merk-merk ternama dan artis internasional menjadi salah satu modelnya membuat masyarakat khususnya mengikuti gaya artis-artis tersebut dengan membeli produk-produk yang dijual.
Dengan adanya media, masyarakat menyamakan cara berpakaian mereka seperti apa yang dikenakan idolanya masing-masing. Hal ini terbukti bahwa apa saja sekarang menjadi pusat perhatian di media-media dan dijadikan acuan oleh masyarakat. Walaupun tidak semuanya terpengaruh namun sebagian besar mereka masuk ke dalam area kapitalis.
Komoditas ini tercipta karena adanya peran media yang mempengaruhi masyarakat sebagai konsumen untuk mengikuti tren yang dibangun oleh merk-merk pakaian ternama di dunia. Kerjasama yang bagus membuat banyak masyarakat yang mengikuti tren pakaian saat ini. Jelas fenomena ini menjadi komoditas di era modern seperti sekarang ini dan ditambah juga peran media yang ikut menyebarkan kapitalis. Saat ini pun banyak kita temui media yang mengkhususkan membahas perkembangan fashion dan lifestyle. Contoh lain yaitu beberapa waktu lalu munculnya boyband bernama SM*SH dengan penampilan yang menarik atau berpenampilan dengan gaya ala penyanyi atau boyband korea meramaikan acara-acara media. Menggunakan pakaian yang dibilang gaul atau glamour, mereka bernyanyi sambil berkoreografi. Walaupun banyak remaja yang menganggap mereka sebelah mata karena suaranya biasa saja, lagunya tidak berkualitas atau sering dibilang nggak banget oleh para remaja dan cenderung tidak terlihat seperti pemain band-band lain yang terlihat macho. Namun terlepas dari itu semua gaya mereka yang sering menghiasi layar kaca tak bisa dipungkiri menjadi tren pada masa sekarang.
Selain itu, banyak factory outlet yang berdiri di sepanjang jalan HR. Boenyamin. Rata-rata baju yang ada di toko mereka pun hampir sama dengan yang ada di toko lainnya. Pembelinya pun sebagian besar kalangan remaja dan mahasiswa. Ketika saya datang ke toko-toko tersebut saya baru menyadari bahwa sebagian dari pembeli termasuk saya memilih gaya berpakaian serupa, walaupun pakaian yang dipakai tidak sama.
FTV yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat terutama remaja juga merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap cara berpakaian masayarakat untuk bisa menyamai cara berpakaian artis yang ditampilkan. Apalagi FTV kebanyakan ini menyentuh emosi penonton dengan alur ceritanya yang pas sekali dengan masa sekarang ini. penonton seakan diberi gambaran nyata mengenai tren yang mereka anggap benar dan harus diikuti setelah menyaksikan acara-acara tsb. Gengsi merupakan ukuran utama dalam mengekspresikan perasaan masyarakat penikmat FTV.
Penjelasan di atas merupakan contoh nyata yang dilakukan produsen dalam pembentukan pola pikir masyarakat dalam berpakaian. Pembentukan pola pikir itu sendiri akhirnya menimbulkan pasar di kalangan masyarakat yang merupakan komoditas produsen pakaian ternama dan tanpa disadari, masyarakat membiarkan pikirannya dikuasai oleh praktek-praktek kapitalis.
Produk nyata media sebagai pengaruh mudah sekali didapatkan, dari media cetak sampai media elektronik. Apalagi sekarang ditunjang dengan kemudahan teknologi dengan jaringan internet, masyarakat tidak harus mengeluarkan uang untuk mengetahui perkembangan tren berpakaian dunia. Mereka cukup mengakses situs yang ada di internet.
Kapitalisme ini bukan hanya menguntungkan produsen pakaian namun media pun ikut diuntungkan karena adanya peningkatan pemasukan dari banyaknya masyarakat yang membeli media mereka untuk sekedar mengetahui bahkan membutuhkan informasi mengenai fashion terbaru. Masyarakat jelas rugi karena ia tidak sadar bahwa telah masuk pada area kapitalis dan mereka seperti dijadikan robot penghasil uang oleh media.
Seperti yang apa yang menjadi perhatian Adorno mengenai budaya massa. Fenomena di atas merupakan salah satu contoh budaya massa dimana partisipasi konsumen terbatas pada pilihan membeli atau tidak membeli , mengikuti tren atau tidak mengikuti tren fashion saat ini. budaya massa merupakan hasil yang diproduksi untuk mencapai keuntungan semata. Seperti yang diungkapkan Adorno dan Horkheimer, industry budaya dapat dimengerti sebagai budaya yang sudah mengalami komodifikasi serta industrialisasi, diatur dari atas, dan secara esensial memang diproduksi semata-mata untuk memperoleh keuntungan (Sindhunata, 1983).
Dalam konsep industry budaya, Horkheimer dan Adorno mengacu kepada cara di mana hiburan dan media massa menjadi industry pada kapitalisme pasca perang dunia II baik dalam mensirkulasikan komoditas budaya maupun dalam memanipulasi kesadaran manusia (Agger, 2003). Walter Benjamin dalam (Agger, 2003) berpandangan bahwa “reproduksi mekanis budaya”, yang disebarkan dalam media cetak dan elektronik, memiliki potensi untuk menyebarkan pesan kritis dan kebebasan. Media sebagai alat yang dijadikan masyarakat untuk memperoleh informasi di satu sisi menyebarkan pesan kritis dan kebebasan namun dalam hal lain dengan media, masyarakat menjadi semakin konsumtif karena apa yang diberitakan media saat ini, masyarakat membutuhkan media dan masyarakat mengikuti apa yang menjadi bahan informasi atau fashion yang diberitakan di media.
Media itu sendiri dapat berupa media cetak seperti Koran, majalah, tabloid, dll, dan media elektronik seperti, televise, radio, internet, dll. Kehadiran televisi merupakan tanda dari perubahan peradaban dari suatu ujung garis kontinuum budaya ke ujung garis kontinuum yang lain (Abdullah, 2006). Televisi telah banyak mempengaruhi ruang-ruang social masyarakat dan tentunya membawa efek yang sangat bervariasi sifatnya dalam kebudayaan. Terlihat bahwa televisi lama- kelamaan telah menjadi pusat titik intraksi dan pembentukan nilai. Tidak diragukan lagi televisi merupakan aktivitas waktu luang paling populer di dunia.
Industry budaya telah menjadi factor ekonomis dan politis yang krusial pada masa kapitalisme akhir, yang mengalihkan perhatian orang dari masalah yang sebenarnya mereka alami, menawarkan solusi palsu yang diproyeksikan ke dalam kehidupan karakter fiktif dan terkodekan ke dalam harmoni manis music (Agger, 2003). Tren fashion mengalihkan perhatian masyarakat dari masalah yang mereka alami yaitu masyarakat dijadikan korban dari teknologi dan kapitalisme. Masyarakat seperti terbuai oleh merk atau brand ternama dunia dan menyebabkan meningkatnya perilaku konsumtif masyarakat itu sendiri. Dengan seperti ini, media pun memperoleh banyak keuntungan karena semakin banyaknya masyarakat yang terbuai akan fashion yang menjadi kebutuhan.
Lebih lanjut dalam pandangan Leavis dan oleh Mazab Frankfurt dikatakan bahwa budaya pop adalah yang memandang budaya berbasis komoditas sebagai suatu yang tidak autentik, manipulatif dan tidak memuaskan. Argumennya adalah ‘budaya massa’ kapitalis yang terkomodifikasi tidak autentik karena tidak dihasilkan oleh ‘masyarakat’, manipulatif karena tujuan utamanya adalah agar dibeli, dan tidak memuaskan karena selain mudah dikonsumsi, ia pun tidak mensyaratkan terlalu banyak kerja dan gagal memperkaya konsumennya (Barker, 2000).
Perilaku masyarakat yang konsumtif ini pun menunjukkan bahwa masyarakat modern memiliki sifat hedonis. Namun Marcuse pun memiliki pandangan lain tentang hedonis untuk mencapai kebahagiaan. “Aspek apologetic hedonism”, kata Mercuse dapat ditemukan dalam konsepsi abstrak hedonism tentang sisi subyektif kebahagiaan, dan mampu membedakan antara keinginan dan kepentingan asli dengan yang palsu serta antara kenikmatan asli dengan kenikmatan palsu (Martinjay, 2005).
Langganan:
Postingan (Atom)